web statistic

Film ‘Perayaan Mati Rasa’ Trending Lagi Usai Rilis di Netflix, Menggugah Emosi Penonton

3 Menit Baca
‘Perayaan Mati Rasa’ trending kembali usai tayang di Netflix, menyentuh luka batin generasi muda.

JAKARTA – Film Perayaan Mati Rasa kembali mencuri perhatian publik setelah resmi tayang di platform Netflix pada 12 Juni 2025.

Drama psikologis ini langsung menempati jajaran tayangan trending dan menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial.

Karya sinematik yang sebelumnya menghiasi layar lebar pada Januari 2025 ini, kini menghadirkan kembali pengalaman emosional yang mendalam bagi penontonnya di rumah.

Karya yang disutradarai Umay Shahab ini menghadirkan sebuah eksplorasi tajam tentang trauma, kehilangan, dan kehampaan batin.

Film ini menempatkan penonton dalam pusaran perasaan yang rumit lewat narasi yang reflektif dan jujur.

Dengan gaya penceritaan yang intim dan menyentuh, Perayaan Mati Rasa menjadi representasi kuat dari dinamika psikologis yang sering terabaikan.

Film ini mengangkat kisah Ian, diperankan oleh Iqbaal Ramadhan, seorang pemuda yang harus menanggung beban ekspektasi dan kehilangan.

Ia berusaha keras meraih impiannya sembari mempertahankan hubungan dengan sahabat-sahabatnya, namun harus menghadapi kenyataan pahit ketika kedua orang tuanya tewas dalam sebuah tragedi.

Kehampaan Batin

Kisah Ian menjadi cermin dari banyak generasi muda yang memendam luka dan tekanan emosional dalam diam.

Di tengah upayanya untuk tampil tangguh dan memenuhi harapan orang-orang di sekitarnya, Ian justru kehilangan hubungan dengan keluarganya.

Tragedi yang menimpa orang tuanya menjadi titik balik hidupnya, hingga membuatnya perlahan terjebak dalam kehampaan batin.

Meski mencoba menekan kesedihan dan tampil kuat, Ian akhirnya mengalami kekosongan emosi.

Ia tidak lagi mampu menangis, marah, atau tertawa—hingga ia sepenuhnya mati rasa.

Proses transisi dari perjuangan menjadi keterasingan emosional digambarkan dengan kuat dalam setiap adegan yang sarat nuansa.

Salah satu kekuatan Perayaan Mati Rasa terletak pada keberaniannya menyajikan isu kesehatan mental, terutama di tengah budaya yang masih tabu membicarakan emosi dan luka batin.

Film ini secara tidak langsung mendorong audiens untuk membuka ruang diskusi soal pentingnya pemulihan psikologis dan empati terhadap penderitaan batin orang lain.

Setelah sukses memukau penonton di bioskop pada akhir Januari, film ini mendapatkan kesempatan kedua lewat platform streaming.

Penayangan ulangnya di Netflix tak hanya memperluas jangkauan penonton, tetapi juga menunjukkan bahwa kisah yang jujur dan emosional tetap relevan bahkan setelah berbulan-bulan berlalu.

Dengan sinematografi yang memikat, dialog yang mengena, dan akting penuh penghayatan dari Iqbaal Ramadhan, film ini menawarkan pengalaman menonton yang intens.

Penonton diajak untuk tidak sekadar menyaksikan, tetapi juga merenungi makna dari perasaan yang kerap diabaikan: mati rasa.***

Share This Article