web statistic

BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi 2,5 Meter di Perairan Sumut hingga 17 Juni 2025

3 Menit Baca
Peta gelombang BMKG hingga Sabtu (14/6/2025) pukul 14.20 WIB). (Foto: BMKG)

JAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Sumatera Utara (Sumut).

Hingga tanggal 17 Juni 2025, wilayah laut di sekitar Kepulauan Nias dan Kepulauan Batu diprediksi dapat dilanda gelombang setinggi 2,5 meter.

Peringatan ini ditujukan khusus kepada para nelayan dan pelaku aktivitas laut yang menggunakan perahu tradisional maupun kapal skala kecil.

“Kondisi gelombang tinggi tersebut berpotensi terjadi 15 hingga 17 Juni 2025. Kondisi tersebut harus diwaspadai, terutama nelayan yang menggunakan perahu,” ujar Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Belawan, Dasmian Sulviani, di Medan, Sabtu.

Ancaman gelombang laut ini terkait erat dengan dinamika atmosfer akibat pengaruh Siklon Tropis Wutip yang saat ini terpantau di Laut China Selatan pada koordinat 17,2°LU dan 110,3°BT.

Pergerakan sistem tersebut turut memicu peningkatan kecepatan angin serta ketinggian gelombang laut di sejumlah zona maritim Indonesia, termasuk di wilayah barat Sumatera Utara.

Fenomena Tropis Picu Gelombang Tinggi

BMKG mencatat pola angin di kawasan utara Indonesia saat ini cenderung bertiup dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan antara 8 hingga 30 knot.

Sementara itu, kawasan selatan Tanah Air ditiup angin dari arah timur ke tenggara dengan kecepatan berkisar 8–25 knot.

Beberapa lokasi dengan kecepatan angin tertinggi yang diamati antara lain Laut Natuna Utara, Samudera Hindia selatan Banten, serta perairan sekitar Nusa Tenggara Timur.

Kombinasi kecepatan angin dan faktor tekanan udara ini menjadi pemicu utama terbentuknya gelombang laut tinggi yang kini menjadi perhatian serius otoritas meteorologi nasional.

BMKG juga mengingatkan bahwa kecepatan angin di atas 15 knot dan gelombang mencapai 1,25 meter sudah cukup membahayakan perahu nelayan.

Apalagi jika angin meningkat menjadi 16 knot dan ketinggian gelombang naik hingga 1,5 meter, hal itu berisiko bagi kapal tongkang dan jenis transportasi laut lainnya.

Imbauan Keselamatan untuk Masyarakat Pesisir

Untuk meminimalisasi risiko kecelakaan laut, masyarakat pesisir, nelayan, serta operator kapal barang dan kapal wisata diimbau untuk terus memantau informasi cuaca terkini dari BMKG.

Otoritas juga meminta agar kegiatan melaut ditunda sementara bila kondisi tidak memungkinkan.

Potensi gangguan pelayaran ini juga berdampak pada distribusi logistik antarpulau serta aktivitas ekonomi di wilayah pesisir barat Sumut.

Oleh karena itu, sinergi antara BMKG, aparat pelabuhan, dan komunitas nelayan sangat dibutuhkan untuk menjamin keselamatan bersama selama masa peringatan dini berlangsung.***

Share This Article