JAKARTA – Arab Saudi kembali memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan ibadah haji tahun ini dengan menolak masuk lebih dari 269.000 orang yang tidak memiliki izin resmi. Penolakan tersebut disampaikan dalam konferensi pers oleh pejabat setempat pada Minggu (1/6/2025), sebagai bagian dari langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa yang terjadi tahun lalu, di mana sejumlah jemaah tanpa izin resmi dilaporkan meninggal dunia akibat cuaca panas ekstrem.
Saat ini, sekitar 1,4 juta jemaah haji telah tiba di Mekkah secara sah, dan kedatangan para jemaah masih berlangsung menjelang puncak ibadah haji. Pemerintah Arab Saudi tidak tinggal diam terhadap pelanggaran izin, dengan memberlakukan sanksi tegas bagi siapa saja yang mencoba berhaji tanpa izin. Sanksi ini mencakup denda hingga 5.000 dolar AS (sekitar Rp81 juta) dan kemungkinan deportasi.
Tegas Menanggapi Pelanggaran
“Para jemaah haji berada di hadapan kami, dan siapa pun yang tidak patuh berada di tangan kami,” ujar Letnan Jenderal Mohammed Al-Omari, seperti dikutip dari The Independent pada Minggu (1/6/2025).
Hingga saat ini, otoritas telah mencegah 269.678 orang yang tidak memiliki izin masuk ke Mekkah. Selain itu, lebih dari 23.000 penduduk Saudi juga dikenakan sanksi atas pelanggaran aturan haji, dan sekitar 400 perusahaan penyelenggara haji telah dicabut izinnya.
Regulasi Ketat untuk Keamanan Jemaah
Menurut regulasi yang berlaku, hanya individu dengan izin resmi yang dapat melaksanakan ibadah haji, baik mereka yang datang dari luar negeri maupun yang tinggal di Mekkah sepanjang tahun. Ibadah haji, yang merupakan salah satu rukun Islam, wajib dilaksanakan setidaknya sekali seumur hidup bagi umat Muslim yang mampu secara fisik dan finansial.
Namun, tantangan besar tetap ada dalam pelaksanaannya. Cuaca ekstrem dan kepadatan jemaah yang tinggi menjadi isu yang tak bisa diabaikan. Banyak jemaah yang melaksanakan ritual haji di bawah terik matahari pada jam-jam siang yang paling panas, yang dapat meningkatkan risiko bagi kesehatan mereka.
Inovasi Teknologi untuk Mitigasi Risiko
Arab Saudi juga terus berupaya mengurangi risiko insiden fatal selama ibadah haji. Tahun ini, Pertahanan Sipil Saudi menggunakan pesawat nirawak (drone) untuk memantau kondisi di sekitar lokasi ibadah haji. Teknologi ini digunakan untuk pengawasan, pemantauan cuaca, serta pemadaman kebakaran, guna memastikan keselamatan jemaah.
Ibadah haji, yang berlangsung selama lima hari, sering mencatatkan insiden seperti desak-desakan dan kecelakaan yang dapat menelan korban jiwa. Dengan langkah-langkah ketat ini, pemerintah Arab Saudi berharap dapat mengurangi angka kecelakaan dan meningkatkan kenyamanan serta keselamatan bagi setiap jemaah yang melaksanakan ibadah haji.