web statistic

BNPB Laporkan Bencana dan Kerusakan Akibat Cuaca Ekstrem

4 Menit Baca
(Dok Photo IST)

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah kejadian bencana alam signifikan yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Peristiwa-peristiwa ini tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi juga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Berbagai bencana tersebut mewarnai awal Juni 2025, menandai periode yang penuh tantangan bagi penanggulangan bencana di Tanah Air.

Salah satu peristiwa tragis terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, saat angin kencang menerjang Desa Baletbaru, Kecamatan Sukowono, pada Rabu pagi (4/6) pukul 07.00 WIB. “Kamsiah (61), seorang warga setempat, meninggal dunia akibat tertimpa bangunan dapur yang roboh, yang memang sudah dalam kondisi rapuh sebelum angin melanda,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Selain itu, satu unit kandang sapi milik warga juga rusak parah akibat terjangan angin. Beruntung, tidak ada ternak yang menjadi korban.

Respons cepat datang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember yang langsung melakukan penilaian situasi serta berkoordinasi dengan perangkat desa dan muspika setempat.

“Tim Jitupasna juga dikerahkan untuk mengkaji kerugian dan kebutuhan warga pascabencana,” tambah Abdul Muhari.

Bantuan logistik berupa paket sandang, sembako, alat kebersihan, kasur, tikar lipat, hingga perlengkapan bayi dan alat memasak segera didistribusikan ke keluarga terdampak.

Sementara itu, di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, hujan deras sejak malam hari memicu longsor dan kerusakan infrastruktur vital. Pada Rabu malam (4/6) sekitar pukul 22.15 WIB, jembatan penghubung antara Desa Bangun dan Desa Bendoroto di Kecamatan Munjungan amblas.

Jembatan sepanjang 23 meter dengan lebar 3 meter ini tak mampu menahan derasnya aliran sungai yang menggerus pondasinya.

Tak hanya itu, di Kecamatan Watulimo, hujan lebat juga menyebabkan banjir setinggi 50 cm yang melanda Desa Prigi dan Tasikmadu.

Meski air sudah mulai surut, sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan ringan yang masih dalam tahap pendataan. Longsor dan pohon tumbang juga terjadi di beberapa titik, seperti di Desa Sawahan yang membuat akses jalan provinsi di Jalur Durenblondot hanya bisa dilalui bergantian.

BPBD Trenggalek bersama perangkat desa setempat terus memantau kondisi dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan.

Selain di Jawa Timur, bencana hidrometeorologi juga terjadi di wilayah timur Indonesia, tepatnya di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Pada Senin dini hari (2/6) pukul 01.00 WIT, tanah longsor besar melanda komplek Perumahan Kodim Waisai, Desa Waisal, Distrik Waigeo Selatan. Longsor dengan ukuran sekitar 15x30x39 meter ini merusak 15 unit rumah dan langsung berdampak pada 15 kepala keluarga.

BPBD Raja Ampat segera melakukan penanganan tanggap darurat dan koordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan kebutuhan warga terpenuhi. Hingga kini, proses perbaikan rumah terus berjalan dan belum ada laporan korban jiwa.

“BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan tanah longsor. Segera cari tempat aman dan ikuti arahan dari BPBD serta aparat setempat demi keselamatan bersama.” terangnya

Dengan cuaca yang masih tidak menentu, kewaspadaan menjadi kunci utama dalam menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja. Pemerintah daerah dan BNPB pun terus meningkatkan kesiagaan dan mitigasi agar dampak bencana dapat diminimalisir.

TAGGED:
Share This Article