web statistic

Setiap Rupiah Menentukan Masa Depan: Gus Ipul Ingatkan Tata Kelola Sekolah Rakyat

3 Menit Baca
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menekankan pentingnya pengelolaan keuangan Sekolah Rakyat secara profesional dan akuntabel. Ia menyebut setiap rupiah yang digunakan bukan sekadar anggaran, tetapi harapan masa depan jutaan anak Indonesia. (Ilustrasi: ChatGPT/AI)

JAKARTA – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan pentingnya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel di Sekolah Rakyat.

Hal itu ia sampaikan saat membuka Pelatihan Pengelolaan Keuangan bagi Bendahara dan Pelatihan Administrasi untuk Tata Usaha Sekolah Rakyat Tahun 2025 di Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Kemensos, Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Menurut Gus Ipul, tata kelola keuangan adalah fondasi utama keberlangsungan program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo.

“Karena setiap rupiah di Sekolah Rakyat adalah harapan. Harapan dari jutaan Anak Indonesia yang ingin masa depannya lebih baik,” tegasnya.

Pesan ini menjadi penekanan bahwa pengelolaan anggaran tidak sekadar administratif, melainkan menyangkut masa depan generasi muda.

Pelatihan yang berlangsung 2–6 September 2025 ini diikuti 250 peserta dari seluruh Indonesia, terdiri atas bendahara dan tenaga administrasi Sekolah Rakyat.

Gus Ipul menekankan, konsep Sekolah Rakyat berpegang pada tiga kunci utama: memuliakan wong cilik, menjangkau anak-anak yang belum terlayani pendidikan, serta membuka kesempatan bagi mereka yang sebelumnya dianggap mustahil untuk sekolah.

Ia mencontohkan masih ada sekitar 4 juta anak yang tidak sekolah, putus sekolah, atau rawan putus sekolah.

“Banyak anak-anak orang yang kurang mampu itu putus harapan, mereka ingin sekolah tapi lihat keadaan tidak memungkinkan, maka mereka ingin bekerja membantu orang tuanya, sekolah itu dianggap barang mewah, maka sekolah rakyat memungkinkan yang tidak mungkin,” ujar Gus Ipul.

Selain itu, ia juga mengingatkan tiga hal yang tidak boleh terjadi di lingkungan Sekolah Rakyat: perundungan, kekerasan fisik maupun seksual, serta intoleransi atau radikalisme.

“Tiga hal ini disebut-sebut sebagai tiga dosa Pendidikan Indonesia, tiga (hal) ini tidak boleh terjadi, mari bijak bersama-sama, kalau ada yang mulai melihat tanda-tanda tiga hal ini segera laporkan,” katanya.

Dalam arah kebijakan penganggaran, Gus Ipul menekankan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan harus mencerminkan komitmen negara untuk memutus rantai kemiskinan sekaligus menyiapkan generasi emas Indonesia.

Ia mengingatkan bahwa anggaran negara penuh regulasi sehingga pengelolaannya memerlukan profesionalisme, fleksibilitas, kecepatan, serta tanggung jawab moral.

“Sekolah ini adalah rumah harapan anak-anak dari keluarga miskin, penuh tantangan unik di lapangan, dibutuhkan kepekaan, fleksibilitas, dan kecepatan bertindak tanpa mengabaikan peraturan,” jelasnya.

Gus Ipul menegaskan bahwa seluruh elemen Sekolah Rakyat, termasuk tenaga kependidikan yang mengurus keuangan, memiliki peran yang sama penting dalam mengawal masa depan bangsa.

Ia menutup acara dengan sebuah pesan tegas.

“Administrasi yang kaku bisa membunuh semangat pelayanan, tapi pelayanan yang sembrono bisa menabrak hukum, maka temukanlah jalannya, jalan yang professional, cepat, dan tetap dalam koridor integritas,” pungkasnya.***

Share This Article