web statistic

Strategi Cerdas Nicholas Saputra Kelola Keuangan Demi Masa Depan Berkelanjutan

3 Menit Baca
Nicholas Saputra berbagi pengalaman keuangan dalam acara Sharia Investment Week 2025 di Bursa Efek Indonesia. (Foto: @siarabilaa)

JAKARTA — Bagi aktor kenamaan Nicholas Saputra, kestabilan penghasilan bukanlah jaminan dalam dunia hiburan.

Namun, kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan sejak dini telah menjadi fondasi yang mengamankan masa depannya.

Dalam dunia perfilman yang penuh ketidakpastian, ia membangun sistem keuangan pribadi yang tangguh dan berkelanjutan.

Nicholas mengungkapkan pengalamannya dalam acara Inspirational Talk bertajuk ‘Architecture of Wealth’ pada gelaran Sharia Investment Week 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (20/6/2025).

“Jadi bagaimana dunia profesional kita itu, bisa menghidupi kita secara sustainable. Karena di dunia yang saya geluti, itu gak ada yang stabil,” ujarnya di hadapan peserta talkshow.

Pemeran Rangga dalam film legendaris Ada Apa Dengan Cinta ini memang sudah memperhatikan keuangan sejak duduk di bangku kelas dua SMA.

Di usia remaja, ia sudah mendapatkan pemahaman dasar tentang diversifikasi aset dan dana darurat, berkat didikan sang ayah.

Warisan Nilai Finansial dari Sang Ayah

Sebagai figur publik, Nicholas merasa beruntung memiliki sosok ayah yang memberi edukasi finansial di usia produktif.

“Setidaknya saya memahami prinsip dasar seperti diversifikasi, dana darurat, karena ayah saya menyadari saya sudah masuk dunia kerja,” ungkap aktor yang akrab disapa Nicho atau Nichsap ini.

Pengalaman itu membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dalam mengatur arus kas dan berani memperluas portofolio keuangan.

Saat ini, ia tercatat mengelola lima unit bisnis yang mencakup sektor kuliner hingga akomodasi wisata.

Kendati telah memiliki banyak lini usaha, pria yang dikenal hobi traveling ini tetap mengadopsi pendekatan konservatif dalam berinvestasi.

“Dalam berinvestasi saya cukup konservatif, artinya investasi dengan risiko yang sangat kecil.”

“Saya sangat menjaga itu, karena dari investasi itu saya harus bisa menggaji diri saya sendiri setiap bulan,” tuturnya.

Prinsip Manajemen Uang: Minimal Pengeluaran, Maksimal Alokasi

Salah satu prinsip yang dipegang teguh oleh Nicholas dalam mengelola keuangannya adalah membatasi pengeluaran konsumtif.

“Prinsipnya, saya hanya spending 20-25 persen dari income saya, sisanya ke alokasi lain seperti dana darurat, investasi, dan lainya,” jelasnya.

Ia percaya bahwa kemampuan mengatur pemasukan tidak hanya berguna saat puncak karier, tetapi juga sebagai bekal menghadapi masa tua.

Oleh karena itu, ia mengajak generasi muda untuk mulai membiasakan diri hidup hemat sejak dini.

“Saya bilang, mumpung masih muda dan pengeluaran belum banyak, save up.”

“Karena nanti, semakin berumur, pengeluaran dan kebutuhan akan makin banyak, entah untuk kesehatan atau kenyamanan hidup,” ujar Nicholas menutup sesi inspirasional tersebut.***

Share This Article