JAKARTA – Paris Saint-Germain (PSG) diperkirakan unggul oleh super komputer Opta dalam perebutan gelar juara UEFA Champions League (UCL) 2025 menghadapi Inter Milan.
Namun, gelandang Inter, Nicolo Barella, memberikan pandangan berbeda, menolak prediksi tersebut dan menegaskan bahwa hasil akhir pertandingan ditentukan di lapangan, bukan oleh angka statistik.
Final UCL 2025 yang mempertemukan PSG melawan Inter Milan akan digelar di Stadion Allianz Arena, Munich, Jerman pada Minggu dini hari, 1 Juni 2025, pukul 02.00 WIB.
Hasil analisis Opta menunjukkan PSG memiliki peluang menang sebesar 44,6 persen, sementara Inter Milan hanya 29 persen. Angka ini menempatkan PSG sebagai favorit kuat juara Liga Champions musim ini.
Meski demikian, sang gelandang tengah Nerazzurri, Nicolo Barella, menolak klaim itu dan menegaskan, “Setiap pertandingan dimulai dengan 50:50, setiap tim harus berbicara di atas lapangan,” seperti dikutip dari Football Italia, Jumat (30/5/2025).
Pernyataan tersebut menunjukkan tekad dan keyakinan Barella bahwa laga final tidak bisa hanya diukur lewat prediksi matematis.
Taktik dan Mental Jadi Penentu, Bukan Statistik Semata
Barella menambahkan bahwa pengalaman bertanding di final telah dimiliki banyak pemain Inter Milan.
Menurutnya, meski taktik memiliki peranan, faktor mental dan permainan penuh semangat jauh lebih menentukan hasil akhir.
“Kami juga tahu bahwa taktik akan berpengaruh dalam hal tertentu, tetapi bermain dengan hati adalah yang paling utama daripada yang lain,” ujarnya.
Kehadiran Barella dalam final kali ini bukan yang pertama. Ini adalah kali kedua dalam tiga musim terakhir dia dan Inter Milan berlaga di puncak kompetisi klub Eropa paling bergengsi tersebut.
Pada final UCL 2023, Nerazzurri harus menelan kekalahan tipis 0-1 dari Manchester City di Istanbul, sebuah pengalaman pahit yang kini menjadi motivasi tambahan.
Persiapan Intens dan Atmosfer Final yang Menegangkan
Baik PSG maupun Inter Milan saat ini tengah menjalani persiapan intens demi menghadapi pertandingan penentuan gelar bergengsi.
PSG dengan kekuatan skuad yang diasuh oleh Luis Enrique tampil impresif sepanjang musim, sementara Inter Milan mempersiapkan diri dengan mental baja dan strategi matang di bawah arahan pelatih mereka.
Final di Allianz Arena, yang menjadi tuan rumah bagi laga krusial ini, diprediksi akan menjadi duel yang sengit dan penuh drama.
Pertarungan dua tim besar Eropa ini tidak hanya soal kualitas teknis, tapi juga determinasi dan keberanian untuk merebut gelar.***