JAKARTA – Juergen Klinsmann menyoroti tantangan besar yang akan dihadapi pelatih anyar Real Madrid, Xabi Alonso, dalam mengelola duet bintang Kylian Mbappe dan Vinicius Junior.
Menurut legenda sepak bola Jerman itu, kedua pemain berpotensi menjadi batu sandungan dalam menerapkan strategi permainan yang menuntut kontribusi defensif kolektif.
Penunjukan Xabi Alonso sebagai pelatih utama Real Madrid menjelang Piala Dunia Antarklub 2025 membawa harapan baru di Santiago Bernabéu.
Pelatih asal Spanyol itu langsung memperkenalkan gaya bermain yang berfokus pada tekanan tinggi dan organisasi pertahanan yang rapi—strategi yang sukses ia terapkan bersama Bayer Leverkusen sebelumnya.
“Kami memiliki 11 pemain, dan kami harus memastikan mereka berkolaborasi dalam tugas defensif,” ujar Xabi Alonso seperti dikutip dari Managing Madrid.
“Anda memerlukan tim yang berfungsi sebagai unit yang menekan,” tambahnya.
Namun, filosofi permainan kolektif tersebut dinilai Klinsmann akan menemui hambatan ketika harus diterapkan pada dua pemain kunci Madrid: Kylian Mbappe dan Vinicius Junior.
Menurutnya, keduanya dikenal sebagai pemain ofensif yang tidak terbiasa dengan peran bertahan secara konsisten.
“Real Madrid berusaha untuk membuat Mbappe dan Vinicius membantu pertahanan. Apakah saya yakin Xabi bisa mengatur ini? Tidak,” tegas Klinsmann dalam wawancaranya yang dikutip dari Marca.
“Saya yakin akan sulit bagi Xabi untuk membuat keduanya bertahan dengan baik,” tambahnya.
Klinsmann bahkan membandingkan situasi ini dengan era PSG saat Mbappe bermain bersama Neymar dan Lionel Messi—trio maut yang dikenal minim kontribusi di lini pertahanan.
Meski Messi mendapat pengecualian karena kualitas individunya yang luar biasa, Klinsmann tidak yakin pendekatan serupa dapat diterapkan pada Mbappe maupun Vinicius.
“Tim yang memiliki Messi adalah satu-satunya yang dapat bertahan dengan hanya 10 pemain,” cetus Klinsmann.
Meski diragukan, performa Xabi Alonso di awal masa jabatannya cukup meyakinkan.
Di ajang Piala Dunia Antarklub 2025, Real Madrid belum menelan kekalahan dari tiga laga penyisihan Grup H.
Mereka mencatatkan dua kemenangan dan satu hasil imbang, cukup untuk mengamankan posisi puncak dan tiket ke babak 16 besar.
Tantangan berikutnya bagi Xabi adalah laga kontra Juventus, runner-up Grup G.
Duel ini akan menjadi ujian nyata apakah Alonso mampu menyeimbangkan ambisi ofensif dengan disiplin defensif, sembari menjinakkan ego dua bintang utamanya.***