web statistic

TNI AL Gagalkan Penyelundupan 199 Ribu Benih Lobster Pasir di Merak, Kerugian Capai Rp29 Miliar

2 Menit Baca
Benur lobster senilai Rp29 miliar yang digagalkan TNI AL di Pelabuhan Merak, Cilegon, disiapkan untuk dilepasliarkan kembali ke laut. (Foto: TNI AL)

JAKARTA – Upaya penyelundupan benih bening lobster (benur) jenis pasir dengan nilai fantastis sekitar Rp29 miliar berhasil digagalkan oleh Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten.

Aksi ilegal ini terungkap setelah aparat menerima laporan warga yang mencurigai aktivitas pengangkutan benur melalui jalur darat dari Jakarta menuju Sumatera.

“Penggagalan penyelundupan ini bermula dari adanya informasi mengenai kendaraan mencurigakan yang memuat benur dari arah Jakarta menuju Sumatera melalui Pelabuhan Merak,” kata Komandan Lantamal III Jakarta, Laksamana Pertama TNI UKI Perasetia saat memberikan keterangan di Cilegon, Minggu (1/6).

Dua orang pelaku berinisial DIS (35) dan MS (26) diamankan setelah kendaraan mereka dihentikan dan diperiksa. Hasil penggeledahan menunjukkan sebanyak 199.800 ekor benur lobster jenis pasir asal Pacitan, Jawa Timur, dikemas dalam 40 boks styrofoam berisi es batu, siap dikirim lintas pulau menggunakan kendaraan minibus.

“Penyelundupan 199.800 benih bening lobster atau benur jenis pasir asal Pacitan, Jawa Timur ini senilai Rp29 miliar,” ujarnya.

Pengungkapan ini menjadi bukti serius kerugian besar negara akibat praktik perdagangan ilegal benur yang terus terjadi.

Selain mengancam keberlanjutan ekosistem laut, aksi tersebut juga berdampak pada mata pencaharian nelayan tradisional dan stabilitas ekonomi sektor kelautan. Lantamal III akan mengembangkan kasus ini untuk membongkar jaringan yang terlibat dan melacak sumber asal benur.

“Akan dilaksanakan penyelidikan lebih lanjut, mulai pengiriman dari mana, dia berperan sebagai apa,” jelasnya.

Benih lobster yang disita selanjutnya akan diserahkan ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten untuk dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya sebagai upaya menjaga populasi dan mencegah kepunahan. Langkah ini juga menjadi bagian dari tanggung jawab negara dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.

“Ini bagian dari komitmen kami untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan laut Indonesia,” ucap UKI Perasetia, menegaskan komitmen TNI AL dalam melindungi sumber daya maritim dari segala bentuk eksploitasi ilegal.

TNI AL juga menyatakan akan memperkuat patroli laut serta koordinasi antar-instansi untuk memastikan tidak ada celah bagi praktik penyelundupan benih maupun hasil laut lainnya yang berpotensi merugikan negara.***

Share This Article