PONTIANAK – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono dalam kunjungannya ke Kalimantan Barat menyampaikan visi besar pemerintah dalam mempercepat pemerataan ekonomi ke seluruh pelosok Indonesia. Ia mengungkapkan, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih akan menjadi ujung tombak yang membawa program strategis pemerintah hingga ke desa-desa terluar, menjadikan desa-desa terpencil sebagai pusat ekonomi baru yang mampu meningkatkan kesejahteraan warga desa.
“Sejauh ini, tidak ada kendala dari pihak mana pun, baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Provinsi, Kabupaten/Kota, hingga para Kepala Desa,” ungkap Sudaryono saat menghadiri acara Peluncuran dan Dialog Percepatan Musyawarah Desa/Kelurahan Khusus di Kantor Gubernur Kalbar, Selasa (27/5/2025).
Menurut Sudaryono, Kopdes Merah Putih bukan sekadar koperasi biasa, tetapi mesin penggerak ekonomi lokal yang melibatkan petani, penyuluh, hingga perangkat desa. Program ini meliputi berbagai target bisnis, dari agen pupuk, sewa traktor, logistik, hingga penguatan komoditas lokal.
“Kopdes Merah Putih milik rakyat desa, dan ini hanya soal waktu. Tinggal menunggu momentum yang tepat agar prosesnya bisa berjalan,” tegas pria yang akrab disapa Mas Dar ini. Ia juga menekankan bahwa Presiden Prabowo Subianto berharap koperasi ini bisa menjangkau daerah-daerah yang bahkan belum terjangkau sinyal sekalipun.
Wamentan Sudaryono juga mengungkapkan kabar gembira terkait sektor pertanian, di mana menurut data BPS, produksi beras nasional melonjak 51% pada kuartal pertama 2025, dan produksi jagung naik hampir 40%. Gudang Bulog kini hampir penuh sesak dengan hasil panen. “Kita cetak rekor tertinggi sepanjang sejarah! Dalam 2–3 hari lagi, kita tembus 4 juta ton beras di gudang, dan lebih dari 2,5 juta ton diserap langsung dari petani,” kata Sudaryono dengan bangga.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, menyatakan bahwa 49,6% desa/kelurahan di Kalbar telah melaksanakan Musyawarah Desa (Musdes) untuk pembentukan Kopdes Merah Putih. Beberapa kabupaten bahkan menunjukkan percepatan luar biasa, seperti Melawi (82,25%) dan Kubu Raya (80,5%).
“Karakteristik wilayah di Kalimantan Barat menjadi tantangan tersendiri, terutama karena banyak desa hanya bisa dijangkau melalui jalur sungai berbatuan dan belum seluruhnya terhubung dengan internet,” kata Ria.
Namun, Ria menegaskan bahwa Pemerintah Daerah Kalbar terus mendorong program-program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan harapan Kopdes Merah Putih dapat mengatasi permasalahan ekonomi di daerah tersebut.
“Kami akan dorong terus percepatan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih, demi terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi di Kalimantan Barat,” tutup Ria.