PATI – Program strategis nasional Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih di Kabupaten Pati, Jawa Tengah resmi memasuki babak baru.
Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menegaskan optimisme pemerintah terhadap kiprah 406 Kopdes yang telah terbentuk sebagai penggerak utama kemandirian pangan lokal.
Ia menyebut keberhasilan ini tak lepas dari kerja sama lintas sektor di daerah.
Dengan potensi besar sebagai salah satu lumbung pangan nasional, Kabupaten Pati dinilai sangat layak menjadi pionir pengembangan koperasi pertanian berbasis desa.
Menurut Budi, keberadaan Kopdes di Pati menjadi modal penting untuk mewujudkan swasembada pangan yang berkelanjutan dan berbasis kerakyatan.
“Pati adalah lumbung pangan nasional, rumah petani dan nelayan kecil, penghasil padi, garam, ikan, tembakau,” ujar Menkop dalam kunjungannya.
Ia menekankan perlunya sinergi pengelolaan ekonomi lokal agar potensi yang besar itu benar-benar memberi dampak luas pada kesejahteraan masyarakat.
Sinergi Daerah dan Pusat: Kopdes Pati Jadi Role Model Nasional
Pemerintah pusat menyambut baik respon cepat Kabupaten Pati dalam menyukseskan kebijakan pembentukan Kopdes Merah Putih.
Semua koperasi yang tergabung telah mengantongi legalitas hukum dari Kementerian Hukum dan HAM—menandai kesiapan daerah dalam menyongsong fase lanjutan koperasi desa.
Budi Arie menggarisbawahi bahwa tahap kedua pembangunan koperasi akan diarahkan pada profesionalisasi kelembagaan dan pengembangan usaha secara berkelanjutan.
Ia meminta agar semua pelaku koperasi—pengurus, pengawas, hingga jajaran manajerial—diperkuat kapasitasnya melalui pelatihan intensif, termasuk literasi digital dan pembukuan modern.
“Capaian 406 Kopdes ini luar biasa, sekarang tugas kita menghidupkan koperasi secara profesional,” katanya dalam forum dialog bersama pelaku koperasi lokal.
Koperasi Jadi Agen Distribusi dan Gaya Hidup Baru Desa
Sebagai langkah konkret, koperasi di Pati mulai dilibatkan dalam distribusi barang-barang subsidi pemerintah, seperti LPG 3 kg, pupuk bersubsidi, dan beras.
Pemerintah juga tengah menyiapkan koperasi percontohan yang diharapkan bisa menjadi referensi nasional dalam penerapan model bisnis koperasi berbasis desa.
Budi pun menekankan bahwa koperasi desa bukan hanya entitas usaha, melainkan ruang kolektif untuk tumbuh, belajar, dan berdaya bersama.
“Kopdes bukan hanya usaha, tapi juga tempat belajar dan bertumbuh bersama,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, program Kopdes/Kel Merah Putih telah ditetapkan sebagai Program Strategis Nasional oleh Bappenas.
Targetnya, pada tahun 2026, seluruh desa dan kelurahan di Indonesia telah memiliki Kopdes aktif yang dikelola warga.
Komitmen Daerah: Pati Ingin Jadi yang Terbaik
Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro, menyatakan tekadnya untuk menjadikan Kopdes di wilayahnya bukan hanya tercepat dalam realisasi, tetapi juga terbaik dalam pelaksanaan.
Ia menginginkan agar seluruh potensi lokal, termasuk pertanian, perikanan, dan UMKM, bisa terintegrasi dalam ekosistem koperasi desa.
“Ke depan kami harap asistensi pusat terus diberikan. Agar operasionalisasi Kopdes berjalan lancar,” kata Sudewo saat mendampingi kunjungan Menkop.
Dengan dukungan pusat yang terus bergulir dan kolaborasi erat antara pemangku kepentingan, program Kopdes Merah Putih di Pati diyakini mampu menjadi fondasi kuat bagi kemandirian pangan dan kedaulatan ekonomi desa.***